Rabu, 17 Februari 2016

Ode untuk Chrisna: Sosok yang mungkin akan terlupakan



Tabik pun!
Halo bapak, saya rasa ini penting. Mungkin saat ini bapak sedang sibuk dengan acara ceremonial serah terima jabatan atau apapun itu di sebuah gedung, di mana yang menjadi fokus utama orang-orang adalah sosok yang dipilih warga memimpin Metro hingga lima tahun ke depan.
Saya membayangkan orang-orang di dalam sana mengucapkan selamat tinggal kepada bapak, kemudian bapak meninggalkan tempat tersebut memasuki sebuah mobil pribadi yang sudah disiapkan di mana setiap meter mobil itu berjalan, orang akan melupakan bapak semeter demi semeternya.
Maka sebelum orang (termasuk saya) mulai melupakan bapak, saya berusaha menulis semampu apa yang bisa saya tulis. Sebab saya berkeyakinan, raga seseorang boleh saja mati, tapi tidak dengan tulisannya. Semoga demikian.

Kamis, 12 November 2015

Kota Metro, Kota Komunitas Kreatif Anak Muda





Saya termasuk golongan orang yang percaya tulisan yang bagus adalah tulisan dari hati yang berdasarkan pengalaman pribadi. Maka di sini saya hanya ingin bercerita tentang mantan saya yang sering ngajak balikan. Eh, Bukan. Bukan itu!

Sekitar sebulan yang lalu, komunitas di mana tempat saya dibesarkan, Metro Skateboarding dan juga teman komunitas lain Lampung BMX baru saja berduka. Tempat biasa kami bermain skateboard di halaman Masjid Taqwa Kota Metro sudah tidak dapat kami gunakan untuk bermain. Semua ini berawal ketika di sudut halaman masjid terdapat sebuah banner yang di dalamnya terdapat tulisan “Hormatilah Masjid Kita. Bermainlah Pada Tempatnya” Subhanallah!

Sontak hal itu membuat kami kebingungan harus kemanakah kami menyalurkan bakat dan hobi yang sudah lama kami cintai ini? Sebagai informasi, sebelumnya kami pernah memakai pendopo-pendopoan di Lapangan Samber namun kalah sama pedagang angkringan malam, pernah juga kami bermain di area jalan lambat samping Masjid Taqwa namun kalah dengan lahan parkir dan tempat odong-odong Taman Kota yang juga lewat situ. Memang untuk urusan perut kami terpaksa harus mengalah.
Ketika banner larangan bermain di halaman Masjid Taqwa muncul, satu pertanyaan muncul, harus bermain di mana lagi kami? Bulan? Yakali!

Segala upaya kami lakukan agar hobi kami dapat tersalurkan, salah satunya membalas banner tersebut dengan tulisan “Andai Saja Kami Punya Tempat, Kami Tidak Akan Bermain di Halaman Masjid. Kami Butuh Lahan Untuk Bermain” Lalu memfotonya dan beramai-ramai mengunggahnya di sosial media dengan tagar #ButuhTempatBermain. Foto ini sempat ramai diperbincangkan netizen bukan hanya dari Metro tapi juga luar Metro. Foto ini juga sempat diposting di portal berita warga Metro, pojoksamber.com dengan link http://www.pojoksamber.com/berita-foto-perlawanan-tanpa-kekerasan/. Terkadang untuk melawan tidak harus dengan kekerasan, bukan?

Perjuangan mencari tempat bermain tidak berhenti sampai di situ, beberapa hari yang lalu saya dan beberapa teman menyempatkan diri untuk nyore di Taman Ki Hajar Dewantara di Kelurahan Iringmulyo, Metro Timur. Sekitar satu jam saya duduk-duduk di sini sembari menikmati silir angin di bawah pepohonan. Kesimpulan pun muncul kalau tempat ini sangat cucok untuk tempat kami bermain.Bahkan bukan hanya komunitas kami, tapi komunitas-komunitas lain yang butuh tempat untuk menyalurkan hobi dan bakatnya bisa menggunakan taman ini. Jujur harus diakui, komunitas-komunitas di Metro ini luar biasa hebat. Namun karena tidak adanya “panggung” untuk menujukkan kehebatannya membuat bakat ini kurang terakomodir.

Kenapa tempat ini cucok? Pertama, tempat ini memiliki luas yang memadai dan bentuk fisik yang skateable. Kedua, tempat ini memang diperuntukan untuk komunitas di Metro. Ketiga, karena letaknya dekat kawasan kampus, banyak mbak-mbak lucu pulang kuliah yang nyore di sini. Hehehe.
Namun karena letak lokasinya jauh dari pusat kota dan tata kelola yang belum maksimal membuat taman yang bagus ini mulai terabaikan. Ini dapat dilihat dari fasilitas penerangan yang belum memadai, toilet umum yang tak terawat serta belum ada fasilitas penunjang lainnya sebagai syarat taman yang ideal seperti lahan parkir, tempat duduk dan tentu saja wifi. Karena apalah artinya tempat nongkrong tanpa adanya wifi. Hidup wifi!

So, Akan sangat bijak apabila taman yang kita miliki ini direvitalisasi menjadi pusat kegiatan kreatif anak muda. Seperti dibuatkan skatepark, taman bermain anak, dibangun stand-stand ekonomi berbasis kreatif, dibangun panggung tempat komunitas seni unjuk aksi, dibuatkan wall climbing. Untuk urusan tata kelola dan perawatannya? Serahkan saja kepada komunitas-komunitas yang ada di Kota Metro. Moso udah dikasih tempat ndak mau ngurusi? Kurang ajar sekali kami. Jadi misal skatepark diserahkan tanggung jawab kepada komunitas skateboard, BMX dan inline skate, stand ekonomi kreatif diserahkan pengelolaannya kepada Bussiness Developing Center (BDC), panggung kesenian diserahkan tanggung jawab kepada komunitas teater dan sebagainya. Wah ini akan jadi salah satu kebijakan yang sungguh cetar badai!

Jika ingin mencontoh kota lain, kita bisa mencontoh kota Bandung dengan Taman Pasupatinya. Sebelum taman ini berdiri, taman yang lokasi berada di bawah flyover Pasupati ini tadinya adalah tempat yang kumuh dan gelap, nyaris tidak ada yang mau ke sana. Pengecualian bagi yang memiliki niat khusus, hehehe. Namun setelah taman ini dibangun, dengan segala aktivitas yang diperuntukkan dan dikelola oleh komunitas maka pada akhirnya tempat yang gelap ini menjadi alternatif pusat keramaian lain di Bandung selain Dago dan Gedung Sate tentunya.

Kami akan sangat berterima kasih kepada pemerintah kota apabila uneg-uneg dan masukan dari warganya dapat didengar dan direalisasikan. Agar komunitas-komunitas yang ada di Kota Metro bisa tumbuh dan hidup. Akan sangat mulia apabila kita hidup untuk saling menghidupi bukan? Subhanallah.

Ini sih akan jadi langkah yang berani diambil pemerintah kota dan menjadi prestasi tersendiri prihal tata kelola kota yang dapat memindahkan pusat keramaian dari taman kota yang mulai sesak ke daerah pinggiran kota.

Lalu pertanyaannya, apakah pemerintah kota Metro dalam hal ini Bappeda, Dinas Tata Kota, Dinas Pekerjaan Umum dapat bersinergi dan berani mengambil langkah berani ini? Tidak ada kata tidak berani untuk kembali mengelola dan mentata ulang Taman Ki Hajar Dewantara. Karena yang tidak boleh di dunia ini adalah kembali ke pelukan mantan yang sering ngajak balikan padahal sering nyakitin hati. Eh.

Rabu, 21 Oktober 2015

Bermainlah Pada Tempatnya

Hallo bapak-bapak pengurus Masjid, terima kasih sudah mengingatkan kami semua bahwa bukan hanya sampah yang harus pada tempatnya tapi juga bermain. Hampir saja kami semua abai dan gak sadar bahwa kami sebenarnya main bukan pada tempatnya. Subhanallah, semoga dengan ini bapak-bapak pengurus diberi ganjaran sudah mengingatkan oleh Allah SWT. Amin YRA.

Memang segala sesuatu harus ditempatkan pada tempatnya, bapak. Piring di rak, maling di penjara, mantan di galian kubur, eh. Main pun harus pada tempatnya yo ndak? Mana boleh main di kelas saat dosen lagi ngajar? Atau mana boleh main-main dengan perasaan perempuan yang sudah A1 pasti nerima jika ditembak? Jangan sok ganteng syukur ada yang mau.

Sebelumnya ada kalimat: Hormati masjid kita. Subhanallah lagi bapak, lagi-lagi aku serasa kayak ditampol e. Ternyata kami semua lupa, kami tidak menghormati masjid kita. Tapi maaf bener ini bapak, ma'aaaf bener. Yang minta dihormati itu bangunannya atau bapak-bapak sekalian? Maaf lagi, Kalo pun bapak-bapak yang minta dihormati agak gimana e. Situ tiang bendera minta dihormati? Hidup lah Endonesa raya~

Permasalahan ini gak njelimet-njelimet amat kok. Cuma karena anak skateboard dan BMX main di halaman masjid. Kan kita semua tau, skateboard dan BMX itu kan yang buat paping halaman masjid pecah. Satu hal bapak ini pembelaan, kami ini cuma mau ngetes ceritanya, kuat apa gak tuh paping untuk main, kalo gak kuat berarti ada yang salah dengan proyek pengerjaannya. Roda sketbot berdiameter kurang dari 5 CM kok bisa buat paping pecah. Lagian jika kita mencari kambing hitam di masalah ini, gak akan ada habisnya. Si A nyalain B, si B nyalahin C, gitu terus sampe Metro dipimpin sama walikota yang bener.

Kami tidak mempersoalkan itu. Kami cuma minim support Pemerintah tapi tetap berprestasi. Gimana coba kalo disupport? Yasudah lah sudah jadi nasib kami, diabaikan di kampung sendiri namun diapresiasi di luar. Kami ikhlas bin ridho bila skateboard dan BMX dilarang untuk main, tapi gak ikhlas jika sepatu roda masih diperbolehkan main di sana. Pilih-pilih tebu itu namanya.

Tentu itu bukan tanggung jawab bapak-bapak pengurus untuk mikirin kami, ada yang berwenang. Cuma semua sama saja, selalu mengabaikan. Lagian kami ini siapa lho, cuma kumpulan pemuda yang gak ada kerjaan lain di sore hari. Toh ngapain juga ngurusi hal gak penting macam ini, pasar pagi yang lebih njelimet permasalahnya gak selesai-selesai.

Jumat, 21 Agustus 2015

SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK-BAPAK

Kepada bapak-bapak yang wajahnya sering saya jumpai di sepanjang jalan. Doa saya untuk anda-anda semua, terlebih dengan niat baik kalian semua. Sungguh naif rasanya jika saya benci kalian. Kenal saja tidak, apalagi ngobrol, apalagi semeja bareng sambil ngopi-ngopi di kafe. Tapi kok ya saya agak risih ya, pak. Wajah anda-anda di baliho itu sebenernya ndak masalah, tapi kalo liat baliho-baliho yang (sengaja/tidak sengaja) tersobek itu malah jadi pemandangan yang ndak enak dipandang mata.

Saya termasuk dalam kategori, swing voter (jika bapak-bapak tidak tahu, coba tanyakan kepada ketua tim sukses masing-masing). Saya memilih jika saya sudah yakin dengan anda, baik kinerja atau latar belakang. Bukan dengan campaign-campaign hitam atau dengan uang. Maap ini, uang lima puluh ribu bagi saya memang besar, tapi lima puluh ribumu untuk lima tahunmu? Sudah gila?

Tidak dipungkiri, sebesar apapun pengaruh saya kepada orang banyak, saya hanya memiliki satu suara di bilik TPS nanti. Tapi bayangkan jika ada 1000 orang di sini yang berpikiran sama seperti saya? Lumayan bos! Maap, agak esmosi. Ehe-ehe.

Cara-cara seperti menebar banyak poster senyum bias di jalan atau mengundang orang datang ke rumah untuk makan bersama itu sudah "so yesterday" kalo kata anak kekinian yang suka nongkrong sambil wifian. Coba dong cara yang lebih segar, penasehat politik anda-anda sekalian pasti paham betul dengan ini harusnya.

Ibarat anda-anda ingin mendapat ikan, cara lama seperti menggunakan pancing atau jala memang efektif, sempat berfikir gak sih? ikan-ikan jaman sekarang itu sudah pinter-pinter lho, pak. Apalagi kalo yang mancing banyak, ya ikannya udah keilangan napsu makan umpan duluan. Apalagi kita semua tau, orang mancing sekarang kebanyakan cuma buat iseng, udah dapet ikan, difoto, trus dilepas lagi. Mantap! Coba dong bapak-bapak sekalian lebih peka, apa coba perasaan ikannya? Belum pernah diPHPin, ya? Sakit pak. Maap, saya malah curcol, boleh saya lanjutkan? Coba dong cara yang lebih anti mainstream.

Ikan jaman sekarang itu easy going, friendly gitu lah pak. Coba deh sesekali bapak jebur kolam/empang untuk ngobrol sama ikan-ikan. Tanya, kurang gak pakannya, bosen gak diumpanin pelet trus, gitu. Pasti bapak berfikiran saya sudah gila, hey tidak ada manusia yang waras sekarang, hidup ini sudah terlalu tidak rasional. Dan jika anda beranggapan sinting amat sampe jebur kolam, lah ini cara yang tidak biasa toh? Saya cuma berusaha memberi masukan.

Setelah itu pasti anda sekalian bilang, "Ah anda anak muda, suka bercanda! Kenapa anda tidak ikut nyalon pilkada saja?" Hehe.

Gini lho, bapak-bapak sekalian. Maap lagi sebelumnya. Pertama, saya tidak biasa nyuruh orang lain untuk hal yang bisa saya kerjakan sendiri, lagian saya gak bisa dikawal-kawal. Kurang 'wus-wus' kerjanya malahan. Gitu.
Kedua, saya tidak biasa bekerja secara kontrak, lima tahun. Tidak perlu saya jelaskan lagi, kita semua tahu.
Ketiga, saya harus berkeluarga atau mempunyai istri terlebih dulu agar bisa mencalonkan diri. Lah, ini aja abis ditinggal kawin. Belum sih, tapi bentar lagi, hiks. Bapak-bapak punya anak gadis? Atau ponakan perempuan yang kinyis-kinyis mengkel siap unduh? Rekomendasiin saya bisa kali. Siapa tahu, kan? Jodoh gak ada yang tau. Ehe-ehe.

Semoga surat terbuka saya ini bisa terbaca oleh salah satu diantara kalian. Jika berkenan dan ada waktu senggang bisa kali kita ngopi-ngopi santai. Ajakan ngopi ini serius lho bapak-bapak, kita bisa ngobrol apapun, politik, sosial, lifestyle, bola, musik rock sampe daleman isi rok.

Sebenarnya surat ini belum selesai saya tulis, cuma mood nulis saya tiba-tiba hilang. Lain waktu saya lanjutkan lagi, tapi ndak janji ya. Mungkin bapak-bapak lebih paham prihal janji dan bagaimana rasanya jika janji tak tertepati.

Minggu, 26 April 2015

Untuk Lelaki Yang Kini Bersama Perempuan (Kesayanganku)

Halo bung. 
Saya tahu ini mengagetkan, lebih dari itu, mungkin ini akan membuat anda tidak nyaman. Tapi kukira ini penting, mengingat mungkin dalam waktu dekat anda akan menikahi seorang perempuan istimewa.

Saya tahu perempuan yang akan anda nikahi adalah orang yang luar biasa. Ia adalah perempuan yang istimewa. Perempuan yang senyumnya mampu membuat hari paling buruk menjadi indah. Perempuan yang suaranya mampu membuat beban paling berat menjadi sedikit lebih ringan. Perempuan yang akan membuat sisa hidup anda dilalui dengan kebahagiaan. 

Perempuan yang akan anda nikahi adalah perempuan yang hebat. Ia tidak akan tunduk hanya dengan kekerasan. Ia tidak akan diam hanya karena bung memintanya demikian. Ia adalah perempuan yang liat dan tangguh, yang nyalinya bisa diadu dengan amarah anda.

Ia akan menjadikan bung yang pertama. Bukan berarti bung adalah dunianya, perempuan yang bung dekati dan akan nikahi ini adalah sosok yang tidak akan menyerah karena lelah, dan kalah hanya karena susah. Ia perempuan paling istimewa yang membuat lelaki manapun akan berpikir dua kali untuk mendekatinya. Bung beruntung untuk itu.

Tidak penting bagaimana saya tahu soal ini, yang lebih penting adalah bagaimana seharusnya anda membahagiakannya. Saya sudah tidak bisa melakukan itu, saya pernah punya kesempatan melakukan itu, tapi kedunguan dan kebodohan membuat saya tak bisa melakukannya lagi. Kini saat anda bersama perempuan istimewa ini, saya ingin menyampaikan beberapa hal.

Ada beberapa hal yang mesti bung pahami tentang gadis ini. Beberapa saran dan aturan yang saya kira penting. Aturan ini mungkin aneh, bahkan mungkin tidak masuk akal bagi bung. Beberapa aturan ini mungkin juga terdengar konyol, tapi kadang untuk orang yang anda cintai beberapa aturan ini adalah harga yang terlalu murah dan mudah untuk dilaksanakan.

Pernahkah bung merasa sangat mencintai seseorang sehingga bersedia menyerahkan pangkal leher untuk dipancung? Saya belum pernah. Setidaknya sampai hari ini saya masih mencintai kefanaan hidup, masih menyukai segala hingar bingar pesta dan segala kenikmatannya. Tapi bung pasti pernah merasa, sesekali dalam hidup kita yang membosankan ini, perasaan kesepian dan keinginan untuk berbagi cinta setulus-tulusnya dan sebaik-baiknya.

Saat itu bung akan merasa sangat ingin melindungi seseorang. Menjaga dan membuatnya menjadi seseorang yang istimewa, seseorang yang tidak sekedar ada untuk disetubuhi. Tapi seorang pasangan yang bersedia anda jaga hingga tua dan menjadi bodoh bersamanya. Bung pasti akan merasakan itu, kelak jika bung sudah menjalani hidup sedikit lebih lama dengan perempuan yang akan bung nikahi ini.

Perempuan yang akan bung nikahi adalah manusia yang membuat siapapun yang mengenalnya merasa terlindungi. Lebih dari itu, ia adalah perempuan yang akan membuat pasangannya sangat dicintai. Tapi tentu, ada seorang dungu yang tidak menyadari ini, saya contohnya. Kini setelah semuanya terlambat, saya kembali ingat beberapa hal yang mesti bung lakukan agar ia tetap bahagia.

Bung mesti ingat aturan-aturan ini:
  1. Jangan pernah berpisah darinya di tempat umum, jangan pernah biarkan dia sendiri. 
  2. Bakso adalah makanan favoritnya. Ia bisa makan 10 kali sehari jika harus, tapi bung harus minta ia makan sayur juga. Nasi pun juga.
  3. Selalu tatap matanya jika bung bicara padanya. Jangan abaikan ceritanya walaupun sebenarnya bung tak suka. Dia hanya ingin didengar.
  4. Dia kadang suka malas mandi, bung harus ingatkan dia terus. 
  5. Ia sering puasa senin-kamis, temani dirinya sahur. Cukup.
  6. Jika kalian bertengkar, jadilah yang pertama minta maaf.
  7. Ia mencintai ayah ibunya. Bung muliakan mereka. Kunjungilah meraka berkala.
  8. Berikan dia waktu satu hari di hari minggu tiap bulannya untuk her time. Biarkan dia belanja, nyalon atau kongkow dengan teman2nya. Bung pun bisa pergi mancing.
  9. Coba bung ajak dia nonton gigs lokal atau konser band indie. Sebenarnya ini kemauan saya sejak dulu, sayang belum pernah tercapai.
  10. Terakhir. Ia sering ngeluh sakit perut karena maagnya sejak lama, ingatkan dia agar tak telat makan.

Di luar aturan ini bung mesti paham. Ada beberapa hal lain yang mungkin telah bung pahami. Orang yang akan nikahi ini adalah perempuan yang naif. Perempuan yang masih percaya bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih baik daripada sepiring bakso hangat yang pedas. Saya pernah mencicipi kuah baksonya dan haah mending saya minum bir sampai mabuk.

Ia adalah perempuan yang memiliki hati sangat lembut, sangat. Ia adalah perempuan yang kuat tapi jangan sampai bung biarkan dia nyetir mobil sendiri. Ia adalah perempuan yang tulus, Ia dapat memaafkan pengkhianatan dan tetap tersenyum. Ia juga pengingat yang baik, jangan pikir ia tak akan ingat bung pernah berbuat salah dengannya. 

Perempuan itu adalah orang yang akan membuatkan bung kopi agar bersemangat setiap pagi.
Perempuan naif itu akan selalu terlihat kuat di hadapan bung. Tapi jangan pernah lelah menggenggam tangannya saat ia sendiri. Perempuan bodoh itu akan sangat keras kepala jika sudah mengambil keputusan, tapi jangan biarkan dia menanggung beban sendirian. Perempuan cengeng itu akan pura-pura tabah, tapi selalu kuatkan ia dengan doa dan teh hangat saat kalian tengah terpuruk.
Perempuan yang akan bung nikahi sebentar lagi itu, adalah perempuan yang pernah jadi cahaya dalam hidup saya, yang membuat ibu saya jatuh cinta saat pertama dia datang ke rumah, sayang itu jadi kunjungan yang terakhir. Jadikan ia perempuan yang paling bung cintai setelah ibu anda. Buat ia dicintai keluarga anda.

Akhirnya, jangan pernah menyakitinya.
Selamat berbahagia. Doa saya untuk kebahagiaan anda.

Jumat, 20 Februari 2015

Surat Untuk Pengantin Baru


Hallo Kak, Mbak. Pengantin baru..
Gimana malem pertamanya? Penak ora? Yo, mesti penak sak ubun-ubun tho, yo?
Jangan, jangan dijawab dulu. Saya belum siap dan ndak mau ngebayanginnya padahal kepo.

Maap, saya sengaja ketik ndak ditulis tangan kalimat ucapan ini, maklum biasa update path ngetik ketimbang tulis tangan. Di jaman serba touch screen sekarang ini orang seneng yang praktis. Nulis surat? Hah, buat apa? Kalo sampe disini udah males bacanya, ya ndakpapa di tutup aja.

Maap sebelumnya. Kenapa saya sampe niat kasih surat yang ndak penting ini? Buang-buang waktu kelonan bahagia kalian aja. Pertama, saya seneng baca dan nulis hal ndak penting. Kedua, Kak Eko sudah saya anggep kembaran kakak sendiri, dulu waktu masih ngekost, saya suka ngabisin malem disana cuma untuk ngegalau maen PS. Ketiga, pernah suatu hari dia rela membagi setengah makan malemnya untuk saya, padahal itu tanggal tua dan cuma pake rendang sayur gori sama abon. Itu priceless banget, sampe kapanpun trus saya inget.

Maap banget (lagi). Gini lho, mungkin banyak kado-kado yang lebih spesial atau berharga dari apa yang saya kasih. Da aku mah apa atuh? Cuma calon adik ipar Korda Kopites Metro yang ndak digaji, bisa ngumpulin lima belas orang untuk futsal aja udah senengnya minta ampun. Nah, makanya itu saya sedikit basa-basi pake ngasih ucapan begini segala. Ehe ehe.

Lha kok saya malah ngelantur gini, kepanjangan basa-basinya. Let’s to the point!

Selamat berbahagia ya, kak, mbak. Saya enggak seneng banget Kak Eko bisa dapetin mbak Jeje. Secara mbak Jeje itu Polwan cantik idaman banyak laki-laki termasuk saya lho.

Semoga janji suci itu bener adanya, ndak cuma janji-janji pra-nikah. Semoga doa-doa baik yang fasih dilantunkan orang-orang yang dateng ngucapin dihari bahagia kalian semuanya terkabul. Menjadi sakinah, mawadah, tripanca, warohmah. Aamiin.

Saya cuma mau punya ponakan laki-laki dari kalian, titik. Kenapa laki duluan? Biar ketika dia berumur 2-5 tahun nantinya bisa saya culik trus ajakin nakal maen, atau kalo ndak boleh diculik ya bolehlah saya pinjem bentar buat poto selfie, upload path. Pasti banyak yang ngasih love trus komen, “Lucuk dedeknya, gak kayak OomnyaNgono loh.

Lha malah pance gini sih. Ehe ehe.

Selamat berbahtera. Awas! Lagi musim Begal biasanya banyak razia motor. Eh salah, ulang! Lagi musim penghujan biasanya ombak lagi tinggi-tingginya. Nahkoda bisa sukses bawa kapal kalo awaknya nurut, gitu juga awak bakal nurut kalo nahkodanya bener. Gitu.
Semoga kapal ndak oleng, Komandan! :D


Ditulis pukul 05.00 pagi. Tanggal 20 Februari 2015.
Sembari dengerin lagu Yovi n Nuno – Janji Suci dan secangkir teh anget.


Disclaimer: Bacanya jangan serius-serius amat ya! Tulisan yang dicoret tandanya sempet ditulis tapi ndak jadi karena ndak penting.

Sabtu, 07 September 2013

Surat Untuk Seseorang

Sengaja aku menulis surat ini dalam keadaan ngantuk sekali agar aku tak lama menunggu balasan dan langsung terlelap setelah titik terakhir.

Oh iya, kamu tidak usah balas surat ini. Kurang kerjaan sekali. Tugas kuliahmu saja sudah menyita waktumu. Tapi tolong sisihkan waktu lima menit untuk membaca surat ini. Jangan dianggap serius surat ini, mungkin perasaan aku saja yang sedang melankolis. Tidak sengaja folder lagu-lagu cengeng sedang diputar. Tiba-tiba tanpa diduga aku ingat kamu ditengah-tengah lagu. Sebenarnya ingin ku klik panel next, tapi maaf untuk hal ini aku tak bisa.

Astaga!
Aku baru sadar basa-basi ini terlalu berbelit-belit. Mungkin kamu sudah tak sabar apa sebenarnya maksud tujuan ku menulis surat ini.

Bagus!
Aku bisa buatmu tak sabar. Tadinya sabar adalah musuhku, tapi aku sudah mulai berdamai dan berteman dengan kata sabar. Sabar menunggu celah hatimu tuk kusinggahi.

Sebelum aku menyampai kan maksud surat ini ada satu yang masih ingin aku tahu. Apakah dirimu sudah mengantuk? Kalau sudah berhenti baca surat ini sampai disini saja jangan diteruskan. Aku tak mau besok kamu telat bangun untuk mengambil air wudhu diwaktu subuh.

Bagaimana? Masih ingin membaca surat ku ini? Baiklah, sabar, sabar ini lagi aku teruskan. Jadi begini..

Oh ya, hampir saja aku kelupaan sesuatu. Kamu sudah makan? Ini pertanyaan basa-basi yang paling basi sebenarnya. Tapi yang aku tahu selama ini wanita paling suka diperhatikan kan? Bahkan untuk hal kecil sekalipun. Atau sebenarnya ini sudah jadi titik dimana aku bingung bagaimana meneruskan percakapan. Makanya kalau aku kirim pesan singkat jangan singkat-singkat balasnya.

Ya sudah, mungkin kalimat penutup surat ini jadi kesimpulan yang klimaks bahkan bisa jadi anti-klimaks. Tergantung perasaan kamu waktu membacanya. Toh sampai sekarang aku belum bisa membaca arah hatimu.

Aku cinta kamu. Terimakasih sudah membaca sampai kalimat ini. Jangan dijawab. Aku belum siap mengetahui jawabannya.

Suwendi Lelaki.
*Ditulis sembari mendengarkan lagu The Groove - Khayalan*