Sebuah Persinggahan
Racauan hati yang lebih dari 140 karakter. Silahkan tafsirkan sendiri.
Rabu, 17 Februari 2016
Ode untuk Chrisna: Sosok yang mungkin akan terlupakan
Kamis, 12 November 2015
Kota Metro, Kota Komunitas Kreatif Anak Muda
Rabu, 21 Oktober 2015
Bermainlah Pada Tempatnya
Hallo bapak-bapak pengurus Masjid, terima kasih sudah mengingatkan kami semua bahwa bukan hanya sampah yang harus pada tempatnya tapi juga bermain. Hampir saja kami semua abai dan gak sadar bahwa kami sebenarnya main bukan pada tempatnya. Subhanallah, semoga dengan ini bapak-bapak pengurus diberi ganjaran sudah mengingatkan oleh Allah SWT. Amin YRA.
Memang segala sesuatu harus ditempatkan pada tempatnya, bapak. Piring di rak, maling di penjara, mantan di galian kubur, eh. Main pun harus pada tempatnya yo ndak? Mana boleh main di kelas saat dosen lagi ngajar? Atau mana boleh main-main dengan perasaan perempuan yang sudah A1 pasti nerima jika ditembak? Jangan sok ganteng syukur ada yang mau.
Sebelumnya ada kalimat: Hormati masjid kita. Subhanallah lagi bapak, lagi-lagi aku serasa kayak ditampol e. Ternyata kami semua lupa, kami tidak menghormati masjid kita. Tapi maaf bener ini bapak, ma'aaaf bener. Yang minta dihormati itu bangunannya atau bapak-bapak sekalian? Maaf lagi, Kalo pun bapak-bapak yang minta dihormati agak gimana e. Situ tiang bendera minta dihormati? Hidup lah Endonesa raya~
Permasalahan ini gak njelimet-njelimet amat kok. Cuma karena anak skateboard dan BMX main di halaman masjid. Kan kita semua tau, skateboard dan BMX itu kan yang buat paping halaman masjid pecah. Satu hal bapak ini pembelaan, kami ini cuma mau ngetes ceritanya, kuat apa gak tuh paping untuk main, kalo gak kuat berarti ada yang salah dengan proyek pengerjaannya. Roda sketbot berdiameter kurang dari 5 CM kok bisa buat paping pecah. Lagian jika kita mencari kambing hitam di masalah ini, gak akan ada habisnya. Si A nyalain B, si B nyalahin C, gitu terus sampe Metro dipimpin sama walikota yang bener.
Kami tidak mempersoalkan itu. Kami cuma minim support Pemerintah tapi tetap berprestasi. Gimana coba kalo disupport? Yasudah lah sudah jadi nasib kami, diabaikan di kampung sendiri namun diapresiasi di luar. Kami ikhlas bin ridho bila skateboard dan BMX dilarang untuk main, tapi gak ikhlas jika sepatu roda masih diperbolehkan main di sana. Pilih-pilih tebu itu namanya.
Tentu itu bukan tanggung jawab bapak-bapak pengurus untuk mikirin kami, ada yang berwenang. Cuma semua sama saja, selalu mengabaikan. Lagian kami ini siapa lho, cuma kumpulan pemuda yang gak ada kerjaan lain di sore hari. Toh ngapain juga ngurusi hal gak penting macam ini, pasar pagi yang lebih njelimet permasalahnya gak selesai-selesai.
Jumat, 21 Agustus 2015
SURAT TERBUKA UNTUK BAPAK-BAPAK
Saya termasuk dalam kategori, swing voter (jika bapak-bapak tidak tahu, coba tanyakan kepada ketua tim sukses masing-masing). Saya memilih jika saya sudah yakin dengan anda, baik kinerja atau latar belakang. Bukan dengan campaign-campaign hitam atau dengan uang. Maap ini, uang lima puluh ribu bagi saya memang besar, tapi lima puluh ribumu untuk lima tahunmu? Sudah gila?
Tidak dipungkiri, sebesar apapun pengaruh saya kepada orang banyak, saya hanya memiliki satu suara di bilik TPS nanti. Tapi bayangkan jika ada 1000 orang di sini yang berpikiran sama seperti saya? Lumayan bos! Maap, agak esmosi. Ehe-ehe.
Cara-cara seperti menebar banyak poster senyum bias di jalan atau mengundang orang datang ke rumah untuk makan bersama itu sudah "so yesterday" kalo kata anak kekinian yang suka nongkrong sambil wifian. Coba dong cara yang lebih segar, penasehat politik anda-anda sekalian pasti paham betul dengan ini harusnya.
Ibarat anda-anda ingin mendapat ikan, cara lama seperti menggunakan pancing atau jala memang efektif, sempat berfikir gak sih? ikan-ikan jaman sekarang itu sudah pinter-pinter lho, pak. Apalagi kalo yang mancing banyak, ya ikannya udah keilangan napsu makan umpan duluan. Apalagi kita semua tau, orang mancing sekarang kebanyakan cuma buat iseng, udah dapet ikan, difoto, trus dilepas lagi. Mantap! Coba dong bapak-bapak sekalian lebih peka, apa coba perasaan ikannya? Belum pernah diPHPin, ya? Sakit pak. Maap, saya malah curcol, boleh saya lanjutkan? Coba dong cara yang lebih anti mainstream.
Ikan jaman sekarang itu easy going, friendly gitu lah pak. Coba deh sesekali bapak jebur kolam/empang untuk ngobrol sama ikan-ikan. Tanya, kurang gak pakannya, bosen gak diumpanin pelet trus, gitu. Pasti bapak berfikiran saya sudah gila, hey tidak ada manusia yang waras sekarang, hidup ini sudah terlalu tidak rasional. Dan jika anda beranggapan sinting amat sampe jebur kolam, lah ini cara yang tidak biasa toh? Saya cuma berusaha memberi masukan.
Setelah itu pasti anda sekalian bilang, "Ah anda anak muda, suka bercanda! Kenapa anda tidak ikut nyalon pilkada saja?" Hehe.
Gini lho, bapak-bapak sekalian. Maap lagi sebelumnya. Pertama, saya tidak biasa nyuruh orang lain untuk hal yang bisa saya kerjakan sendiri, lagian saya gak bisa dikawal-kawal. Kurang 'wus-wus' kerjanya malahan. Gitu.
Kedua, saya tidak biasa bekerja secara kontrak, lima tahun. Tidak perlu saya jelaskan lagi, kita semua tahu.
Ketiga, saya harus berkeluarga atau mempunyai istri terlebih dulu agar bisa mencalonkan diri. Lah, ini aja abis ditinggal kawin. Belum sih, tapi bentar lagi, hiks. Bapak-bapak punya anak gadis? Atau ponakan perempuan yang kinyis-kinyis mengkel siap unduh? Rekomendasiin saya bisa kali. Siapa tahu, kan? Jodoh gak ada yang tau. Ehe-ehe.
Semoga surat terbuka saya ini bisa terbaca oleh salah satu diantara kalian. Jika berkenan dan ada waktu senggang bisa kali kita ngopi-ngopi santai. Ajakan ngopi ini serius lho bapak-bapak, kita bisa ngobrol apapun, politik, sosial, lifestyle, bola, musik rock sampe daleman isi rok.
Sebenarnya surat ini belum selesai saya tulis, cuma mood nulis saya tiba-tiba hilang. Lain waktu saya lanjutkan lagi, tapi ndak janji ya. Mungkin bapak-bapak lebih paham prihal janji dan bagaimana rasanya jika janji tak tertepati.
Minggu, 26 April 2015
Untuk Lelaki Yang Kini Bersama Perempuan (Kesayanganku)
- Jangan pernah berpisah darinya di tempat umum, jangan pernah biarkan dia sendiri.
- Bakso adalah makanan favoritnya. Ia bisa makan 10 kali sehari jika harus, tapi bung harus minta ia makan sayur juga. Nasi pun juga.
- Selalu tatap matanya jika bung bicara padanya. Jangan abaikan ceritanya walaupun sebenarnya bung tak suka. Dia hanya ingin didengar.
- Dia kadang suka malas mandi, bung harus ingatkan dia terus.
- Ia sering puasa senin-kamis, temani dirinya sahur. Cukup.
- Jika kalian bertengkar, jadilah yang pertama minta maaf.
- Ia mencintai ayah ibunya. Bung muliakan mereka. Kunjungilah meraka berkala.
- Berikan dia waktu satu hari di hari minggu tiap bulannya untuk her time. Biarkan dia belanja, nyalon atau kongkow dengan teman2nya. Bung pun bisa pergi mancing.
- Coba bung ajak dia nonton gigs lokal atau konser band indie. Sebenarnya ini kemauan saya sejak dulu, sayang belum pernah tercapai.
- Terakhir. Ia sering ngeluh sakit perut karena maagnya sejak lama, ingatkan dia agar tak telat makan.
Jumat, 20 Februari 2015
Surat Untuk Pengantin Baru
Hallo Kak, Mbak. Pengantin baru..
Sabtu, 07 September 2013
Surat Untuk Seseorang
Sengaja aku menulis surat ini dalam keadaan ngantuk sekali agar aku tak lama menunggu balasan dan langsung terlelap setelah titik terakhir.
Oh iya, kamu tidak usah balas surat ini. Kurang kerjaan sekali. Tugas kuliahmu saja sudah menyita waktumu. Tapi tolong sisihkan waktu lima menit untuk membaca surat ini. Jangan dianggap serius surat ini, mungkin perasaan aku saja yang sedang melankolis. Tidak sengaja folder lagu-lagu cengeng sedang diputar. Tiba-tiba tanpa diduga aku ingat kamu ditengah-tengah lagu. Sebenarnya ingin ku klik panel next, tapi maaf untuk hal ini aku tak bisa.
Astaga!
Aku baru sadar basa-basi ini terlalu berbelit-belit. Mungkin kamu sudah tak sabar apa sebenarnya maksud tujuan ku menulis surat ini.
Bagus!
Aku bisa buatmu tak sabar. Tadinya sabar adalah musuhku, tapi aku sudah mulai berdamai dan berteman dengan kata sabar. Sabar menunggu celah hatimu tuk kusinggahi.
Sebelum aku menyampai kan maksud surat ini ada satu yang masih ingin aku tahu. Apakah dirimu sudah mengantuk? Kalau sudah berhenti baca surat ini sampai disini saja jangan diteruskan. Aku tak mau besok kamu telat bangun untuk mengambil air wudhu diwaktu subuh.
Bagaimana? Masih ingin membaca surat ku ini? Baiklah, sabar, sabar ini lagi aku teruskan. Jadi begini..
Oh ya, hampir saja aku kelupaan sesuatu. Kamu sudah makan? Ini pertanyaan basa-basi yang paling basi sebenarnya. Tapi yang aku tahu selama ini wanita paling suka diperhatikan kan? Bahkan untuk hal kecil sekalipun. Atau sebenarnya ini sudah jadi titik dimana aku bingung bagaimana meneruskan percakapan. Makanya kalau aku kirim pesan singkat jangan singkat-singkat balasnya.
Ya sudah, mungkin kalimat penutup surat ini jadi kesimpulan yang klimaks bahkan bisa jadi anti-klimaks. Tergantung perasaan kamu waktu membacanya. Toh sampai sekarang aku belum bisa membaca arah hatimu.
Aku cinta kamu. Terimakasih sudah membaca sampai kalimat ini. Jangan dijawab. Aku belum siap mengetahui jawabannya.
Suwendi Lelaki.
*Ditulis sembari mendengarkan lagu The Groove - Khayalan*