“Saya lebih baik dilarang masuk mulai dari pagar daripada diperbolehkan
masuk tapi harus menunggu lama diteras rumah. Aku menunggu cemas diteras sedangkan
kau dikamar sibuk mengenangnya”.
Hey kamu yang disaat
kita bersama selalu tak lepas dari namanya handphone, bahkan saat sedang makan.
Cukup menyebalkan, tapi apa hak ku melarangmu. Mungkin kau pemain saham yang
mana tiap menit harga dollar bisa saja naik, dan kamu tak mau kehilangan moment
itu. Kalau demikian, pantas saja aku kerap mendapati balasan sms yang lama
darimu.
Hah, terima kasih hari
ini kamu sudah menyempatkan sedikit waktu sibukmu hanya untuk makan sore
denganku, hujan menunda makan siang kita hehehe. Untung saja aku tidak pesimis
duluan siang itu dan langsung makan karena merasa rencana kita gagal. Ternyata pengorbanan ku menahan lapar di
waktu siang berbuah manis ya. Semanis senyum mu walaupun belum mandi. Tidak mandi
saja kau secantik itu, bagaimana jika mandi? Ahh mungkin cantikmu luntur
barangkali.
Tahu apa yang paling
menyebalkan? Yang buat saya serasa menerima bogem mentah dari Chris John? Okey saya
kasih tau. Kau sering menyebut kata ‘kamu’ disetiap twitmu. Ini pasti buat dia.
Dia yang selama ini kamu harapkan? Asal kau tahu, sungguh aku ingin jadi ‘kamu’
disetiap twitmu. Yang selalu kau sanjung, kau harapkan, kau cintai!
Banyak orang bilang
tulisan ku yang selalu memujimu adalah wajar. Orang yang sedang jatuh cinta apapun
jadi indah dimatanya. Mereka ada benarnya, tapi bukan maksudku demikian
sebenarnya. Liat kalimat diatas? Iya ada kalimat penyindiran sebenarnya
hehhehe.
Whatever, tak pernah
ada kata letih untuk memujimu. Karena selain itu aku bisa apa? Menjelek-jelekan
mu? Saya tak seberani itu. Maaf disini saya subjektif karena saya sedang jatuh
cinta. Siapa sih yang bisa menyangkalnya? Jatuh cinta itu alami, dan saya
sedang mengalami nya
Oke saya mau nulis
serius, ehem.. (Anggap dua paragraf sebelum ini tak pernah ada)
Kita sama-sama korban
php, aku berharap padamu dan kamu berharap lebih padanya. Beda tipis walau
miris. Mengapa kau tak melupakan nya? Mengapa kau harus mengorbankan perasaanmu
hanya untuk orang yang tidak peka? Mengapa kau tak mulai mencari orang lain
yang bisa membuatmu lebih baik? Mengapa? Mengapa?
Kamu menganggapku apa?
Kakak? Ahh adikku sudah banyak, mengurusi mereka saja aku sudah kuwalahan. Apalagi
ditambah kamu, bisa-bisa saya cepat darah tinggi dibuatnya. Please, buka sedikit
saja pintu hatimu, biarkan ku bertamu. Kamu tak usah repot-repot menyuguhkan
minum kok. Melihat senyummu seperti sore tadi saja dahagaku hilang. Seperti oase
di gurun, hijau meneduhkan.
Seperti kau mengetuk pintu, lalu pergi. Dan
aku masih kebingungan. Iya seperti itulah aku mendeskripsikannya. Tiba-tiba
kamu datang kehidupku lalu mau pergi begitu saja. Juga, aku tak ingin kau seperti
kembang api dan dadaku adalah langit malam. Lalu dor! Tak tampak lagi.
Hei girl, look at me!
Apa kau liat ada tanda main-main dimataku? Ini keseriusan. Boleh kita berkompromi
sebentar, barangkali kita sama-sama tersesat, mari kita ceritakan tujuan
masing-masing. Siapa tahu kita menemukan jalan kebahagian dengan cara kita
berdua.
Gini ya, anggap saja
masalalu mu adalah kentut yang tak kau sesalkan saat keluar yang baunya hanya
sebentar lalu hilang. You know, semua orang punya masa lalu. Masalahnya maukah
kau melupakan nya dan mulai berbagi peran dimasa depan bersamaku?
Saya hampir menyerah
membujukmu, terserah. Aku sudah mempersilahkan kau masuk kedalam hidupku, tapi
kau masih saja bermain-main dihalaman. Saat kau lelah kau boleh masuk sesukamu,
jangan takut aku tak pernah mengunci pintu.

Izin repost ya
BalasHapus