Selasa, 16 April 2013

Pengantar Tidur

Malam semakin larut sayang, iya sebentar lagi ada duplikat kamu muncul dari sebelah timur jarak pandangku. Sinarnya yang malu-mulu muncul serentak dengan ayuhan panik para pedagang bakul sayur mengendarai sepeda tergesa-gesa menuju pasar pagi. Percis seperti yang kulihat waktu pulang subuh.

Kamu tahu, pekerjaanku kalau sedang tak ada kerjaan? Ya ini, menulis apa yang terlintas dikepalaku. Dan aku ingin memberi tahu kamu tentang rahasia ku. Mau tahu? Apa yang yang terlintas dikepalaku kalau sedang tak ada kerjaan? Ya kamu. Mungkin setelah kamu tahu rahasia ini kamu tidak ngeluarkan satu kata pun, tetapi hanya senyum-senyum sendiri sambil berfikir ini hanya gombalan aku saja. Biarkan saja, yang jelas aku sudah jujur.

Kamu adalah kata-kata yang biasa aku tulis sebelum malam berubah menjadi siang. Entah kenapa, begitu mudahnya aku merangkai kata demi kata, untuk menjadi sebuah kalimat yang memiliki satu makna, kamu. Walaupun nanti kamu tak akan membacanya.

Disebuah postingan blog sebelumnya aku berpuisi, tentang kamu adalah bunga tidurku. Iya, sebenarnya obat mengantuk dan merindu itu cuma satu, yaitu tidur. Toh setelah aku tertidur rindu ku hilang dengan memimpikanmu. Semoga ibuku tak sewot aku bangun siang karena berlama-lama memimpikanmu.
Aku sudah mulai mengantuk dan sudah terlalu lama menahan rindu nih. Aku harus tidur menemuimu. Maaf terlalu lama buatmu menunggu, tadi sebelum tidur aku makan sebentar supaya waktu kamu tanya, "Kamu sudah makan belum?" Aku tak perlu menjawab bohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar